Mengenai Saya

Foto saya
buka kalau berani

Kamis, 10 November 2011

Legenda Golan Mirah

Sebagai warga Ponorogo tentu kita pernah dengar mitos tentang desa Golan dan Desa Mirah di Kecamatan Sukorejo. Mitos itu terus berkembang dalam masyarakat sejak dahulu hingga sekarang. Diantara mitos tersebut adalah air dari desa Golan tidak mau bercampur dengan air dari Desa Mirah, orang akan mengalami kebingungan ketika membawa benda atau barang dari Golan ke Mirah dan sebaliknya. Adalagi orang Mirah tidak diperkenankan menanam kedelai, orang Golan dan Mirah jika bertemu ditempat orang hajatan dimana saja akan mengalami gangguan, tidak akan terjadi perkawinan antara orang Golan dan Mirah.
Itulah beberapa mitos yang berkembang dimasyarakat. Berkembangnya mitos tersebut tidak lepas dari cerita turun menurun yang diwariskan leluhur. Cerita tersebut terus berkembang dimasyarakat hingga sekarang. Berikut sedikit cerita Golan Mirah
****
Pada zaman dahulu di Desa Golan hiduplah seoarang tokoh terkenal yang memiliki kesaktian yang tinggi serta gagah berani sehingga disegani oleh masyarakat sekitar. Orang itu bernama Ki Honggolono. Karena kebijaksanaan dan kelebihan-kelebihan yang dimiliki Ki Honggolono, beliau diangkat menjadi Palang atau kepala desa dan mendapat sebutan Ki Bayu Kusuma. Ki Honggolono memiliki adik sepupu yang bernama Ki Honggojoyo yang lebih dikenal dengan sebutan Ki Ageng Mirah. Ki Honggolono memiliki seorang putra yang tampan dan gagah perkasa yang bernama Joko Lancur. Joko Lancur adalah pemuda tampan yang mempunyai hobi menyabung ayam dan mabuk-mabukan. Sedangkan Ki Ageng Mirah mempunyai putri yang sangat cantik yang bernama Mirah Putri Ayu. Mirah Putri Ayu menjadi bunga desa dan mendapat julukan Mirah Kencono Wungu.
Joko Lancur memiliki kegemaran menyabung ayam, kemanapun ia pergi tak pernah pisah dari ayam jago kesayangannya. Pada suatu hari ketika akan menyabung ayam, Joko Lancur melewati Mirah. Ditempat itulah ayam kesayangannya lepas. Maka gundahlah hatinya Karena peristiwa itu. Berbagai cara dilakukannya untuk menangkap ayam itu namun tidak berhasil. Sampai akhirnya ayam tersebut masuk ke ruang dapur Ki Ageng Mirah. Mirah Putri Ayu yang sedang membatik di dapur sangatlah terkejut melihat ada seekor ayam jantan yang masuk ke dalam rumahnya. Mirah Putri Ayu berhasil menangkap ayam tersebut, dan sangatlah senang hatinya karena ternyata ayam tersebut sangatlah jinak.
Tak lama kemudian masuklah Joko Lancur yang mencari ayamnya, alangkah kagetnya Joko Lancur melihat ayam kesayangannya berada dalam pelukan perawan jelita yang belum dikenalnya. Joko Lancur tidak segera meminta ayam kesayangannya, namun terpesona kecantikan Mirah Putri Ayu. Sebaliknya Mirah Putri Ayu juga sangat mengagumi ketampanan Joko Lancur. Keduanya saling curi pandang, berkenalan hingga menaruh suka diantara mereka. Joko Lancur tidak mengetahui jika ternyata pamannya Ki Ageng Mirah memiliki putri yang sangat cantik dikarenakan Mirah Putri Ayu merupakan gadis pingitan yang tidak boleh bergaul dengan sembarang orang. Ditengah keasyikan obrolan mereka, tiba-tiba Ki Ageng Mirah masuk kedapur dan menemukan Joko Lancur sedang berdua dengan putrinya. Ki Ageng Mirah marah kepada Joko Lancur karena dianggap tidak memiliki tata karma serta tidak memiliki sopan santun karna telah berani masuk kerumah orang lain tanpa meminta ijin pemilik rumahi terlebih dahulu. Joko Lancur menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya, namun Ki Ageng Mirah tidak mau peduli penjelasan Joko Lancur. Akhirnya Joko Lancur diusir dan disuruh segera meninggalkan rumah Ki Ageng Mirah. Joko Lancur segera pulang dengan perasaan malu dan cemas, namun dibenaknya selalu teringat akan kecantikan Mirah Putri Ayu.
Waktu terus berjalan, Joko Lancur tidak seperti biasanya yang selalu pergi dengan ayam kesayangannya, namun Joko Lancur lebih sering mengurung diri dalam kamar, sering melamun,menyendiri, sering tidak makan dan tidak tidur karena memikirkan Mirah Putri Ayu. Keadaan ini akhirnya diketahui ayahnya Ki Honggolono. Setelah ditanya, Joko Lancur menyampaikan kepada ayahnya jika dirinya sedang jatuh hati pada Mirah Putri Ayu. Karena Joko Lancur merupakan anak semata wayangnya, Ki Honggolono segera menuruti keinginan putranya untuk melamarkan Mirah Putri Ayu.
Berangkatlah Ki Honggolono menuju rumah Ki Ageng Mirah untuk melamar Mirah Putri Ayu. Kedatangan Ki Honggolono disambut dengan muka ceria oleh Ki Ageng Mirah, meskipun dalam benak Ki Ageng Mirah tidak sudi memiliki calon mantu seorang penjudi sabung ayam. Ki Ageng Mirah berupaya menolak lamaran tersebut dengan cara yang halus agar tidak menusuk perasaan keluarga Ki Honggolono, maka diterimalah lamaran tersebut dengan beberapa syarat diluar kemampuan manusia. Syarat yang diajukan Ki Ageng Mirah adalah supaya dibuatkan bendungan sungai untuk mengairi sawah-sawah di Mirah serta serahan berupa padi satu lumbung yang tidak boleh diantar oleh siapapun, dalam arti lumbung tersebut berjalan sendiri. Syarat tersebut disanggupi oleh Ki Honggolono.
Dengan kesanggupan Ki Honggolono untuk memenuhi persyaratan tersebut, Ki Ageng Mirah merasa khawatir dan berusaha menggagalkan pembuatan bendungan dan pengumpulan padi yang dilakukan Ki Honggolono. Sementara itu Ki Honggolono dengan bantuan murid-muridnya bekerja keras untuk membuat bendungan dan mengumpulkan padi. Berkat kerja kerasnya dalam waktu yang singkat syarat yang diajukan Ki Ageng Mirah mendekati keberhasilan. Dengan melihat apa yang dilakukan Ki Honggolono, Ki Ageng Mirah menemukan strategi untuk menggagalkan apa yang dilakukan Ki Honggolono. Ki Ageng Mirah meminta bantuan Genderuwo untuk mengganggu pembuatan bendungan serta mencuri padi-padi yang sudah dikumpulkan.
Apa yang dilakukan Ki Ageng Mirah diketahui oleh Ki Honggolono. Ki Honggolono tidak mau lagi mengisi lumbung dengan padi, tetapi diganti dengan damen (jerami) dan titen (kulit kedelai). Dengan kesaktian yang dimiliki Ki honggolono, damen dan titen tersebut disabda menjadi padi. Mengetahui isi lumbung bujan padi, genderuwo utusan Ki ageng Mirah beralih mengganggu pembuatan bendungan dengan menjebol bendungan yang belum selesai dibuat. Namun ternyata hal tersebut juga diketahui oleh Ki Honggolono. Ki Hongggolono kemudian meminta bantuan kepada buaya yang jumlahnyaa ribuan untuk menangkap genderuwo ketika mengganggu pembuatan bendungan. Akhirnya genderuwo dapat dikalahkan dan pembuatan bendungan berjalan lancar.
Semua persyaratan sudah lengkap, Ki Honggolono menyabda lumbung padi untuk berangkat sendiri, diikuti oleh rombongan mempelai laki-laki. Awal kedatangan rombongan mempelai laki-laki disambut baik oleh Ki Ageng Mirah. Namun Ki Ageng Mirah juga bukan orang biasa, dengan kesaktiannya Ki Ageng Mirah tahu apa isi sebenarnya lumbung padi yang dibawa mempelai laki-laki. Dihadapan para tamu yang hadir Ki Ageng  Mirah menyabda lumbung tersebut dan seketika berubahlah padi dalam lumbung menjadi damen dan titen.
Dengan peristiwa tersebut terjadilah adu lidah dan berlanjut adu fisik antara Ki Honggolono dan Ki Ageng Mirah. Ketika terjadi percekcokan, Joko lancur mencari mirah Putri Ayu, keduanya tahu apa yang terjadi diantara kedua ayahnya sehingga mereka memutuskan untuk bunuh diri bersama. Masih bersamaan terjadinya peperangan, bendungan yang dibuat Ki Honggolono ambrol dan terjadilah banjir bandang yang menewaskan banyak orang.
Usai peperangan Ki Honggolono berhari-hari mencari putra kesayangannya, Joko Lancur. Tetapi ternyata ketika ditemukan putranya sudah tewas bersama kekasih dan ayam kesayangannya. Jasad Joko Lancur kemudian dimakamkan bersama ayam jagonya dan makam tersebut diberi nama Kuburan Setono Wungu.
Dari peristiwa yang telah usai, dihadapan para muridnya Ki Honggolono besabda : “Wong Golan lan wong Mirah ora oleh jejodhoan. Kaping pindo,isi-isine ndonyo soko Golan kang ujude kayu, watu, banyu lan sapanunggalane ora bisa digowo menyang Mirah. Kaping telu, barang-barange wong Golan Karo Mirah ora bisa diwor dadi siji. Kaping papat, Wong Golan ora oleh gawe iyup-iyup saka kawul. Kaping limone, wong Mirah ora oleh nandur, nyimpen lan gawe panganan soko dele.
Semenjak kehilangan putra kesayangannya Ki Honggolono  banyak merenung. Walaupun banyak harta melimpah ternyata tidak membuat hidupnya tenang dan tidak mendapatkan ketenangan batin. Akhirnya Ki Honggolono insyaf dan taubat atas semua perbuatannya dan mulai belajar syariat Islam. Demikian juga yang dilakukan Ki ageng Mirah, karena peristiwa tersebut beliau kemudian berguru ke seorang Kiyai.

Rabu, 25 Mei 2011

Cliquers Ponorgo

               Cliquers ponorogo adalah komunitas para penggemar band ungu dari  wilayah ponorogo,awal mula berdirinya komunitas ini adalah sekelompok anak muda yang hobi nongkrong bareng,dan kebetulan juga mereka sama'' ngefans sama band ungu.
              Oleh sebab itu daripada mereka nongkrong'' g jelas kemudian mereka mendirikan sebuah komunitas yang di beri nama " CLIQUERS PONOROGO'',pada saat awal'' berrdirinya komunitas ini anggotanya masih sedikit , tak lebih dari 10 orang,tapi lambat laun komunitas ini mempunyai anggota yang cukup banyak,dan mempunyai banyak kegiatan pula.
              Taman Gor Singodimejo merupakan tempat yang di pilih grup ini untuk kumpul bareng karena selain tempatnya strategis tetapi tempatnya juga sejuk dan ramai,Biasanya komunitas ini mengadakan kumpul bareng pada Sabtu Sore minggu pertama setiap bulan.
               So buat sobat'' semua yang merasa penggemar band ungu langsung saja gabung di komunitas ini.dan yang pingin gabung di komunitas ini hubungi saja contack person (momo 087758862951)

Senin, 07 Februari 2011

Aturan Dalam Permainan Futsal

Pemain
Jumlah pemain. Futsal dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan lima orang, termasuk penjaga gawang. Peran penjaga gawang dapat digantikan oleh pemain lainnya. Maksimum jumlah pemain cadangan tujuh orang. Pemain diperbolehkan melakukan pertandingan jika memakai segala perlengkapan yang telah ditentukan.
Pergantian pemain. Jumlah pergantian pemain tidak dibatasi. Seorang pemain yang telah diganti dapat masuk kembali ke dalam lapangan sebagai pengganti pemain lainnya. Pergantian dapat dilakukan baik saat pertandingan sedang berjalan atau saat bola ke luar lapangan pertandingan.
Pemain pengganti baru diperbolehkan masuk jika pemain yang digantikan telah meninggalkan lapangan dan setelah diizinkan wasit. Jika peraturan ini dilanggar, pemain yang melanggar diberi kartu kuning sebagai sanksi, dan tim lawan mendapat tendangan bebas tidak langsung.
Perlengkapan Futsal
Pada dasarnya perlengkapan pemain futsal sama dengan sepak bola. Kostum, celana pendek, kaus kaki, dan pelindung tulang kering mutlak dipakai. Peralatan lain tetap diperbolehkan, asalkan tidak membahayakan diri sendiri atau pemain lain.
Larangan hanya berlaku bagi perhiasan. Dalam pertandingan, FIFA tidak mentoleransi pemakaian berbagai bentuk perhiasan.

Perlengkapan dasar futsal
Kostum. Untuk bahan kostum, tidak ada aturan spesifik. Asalkan dapat menjadi sebuah tanda yang membedakan dengan klub lain, kostum dianggap sah. Dianjurkan memakai bahan dari katun agar mudah menyerap keringat. FIFA membuat aturan khusus buat penomoran. Kostum mesti diberi nomor antara 1 sampai 15. Posisi nomor terletak di bagian belakang kostum. Warna nomor diharuskan berbeda jelas dengan warna dasar kaus. Di pertandingan internasional, terdapat peraturan yang lebih mengikat. Sebuah kostum harus memuat nomor pada bagian depan dengan ukuran yang lebih kecil dari bagian belakang.
Celana pendek. Pemain diwajibkan memakai celana pendek. Bahan celana, tak ada aturan khusus. Jika memakai bicycle pants, warna diharuskan sama dengan warna celana pendek. Pengecualian baru diberikan kepada penjaga gawang. Dia diperbolehkan memakai celana panjang. Warna kostumnya mesti dibedakan dengan warna kostum pemain lain serta wasit.
Kaus kaki. Kaus kaki wajib dipakai dalam sebuah pertandingan. Kaus kaki diperlukan untuk melindungi kaki dan mempermudah pemasangan pelindung tulang kering. Tidak ada aturan pesifik mengenai bahan atau warna.
Pelindung tulang kering. Pelindung tulang kering berguna untuk melindungi kaki dari benturan keras. Saat memakainya, pelindung tulang kering ditutup oleh kaus kaki. Bahan alat pelindung ini diharapkan terbuat dari karet dan sejenisnya. Bahan lain yang cocok juga diizinkan, asalkan memberikan derajat perlindungan yang sesuai. (*)

Bola. Hampir tidak ada perbedaan dengan bola di sepak bola, kecuali dalam hal ukuran. Bola futsal lebih kecil. Berikut berbagai aturan bola futsal.
  • Bola diwajibkan berbentuk bulat.
  • Bahan dari kulit atau bahan yang sesuai lainnya. Bola dari kulit laken (felt ball) tidak diperbolehkan dalam pertandingan internasional.
  • Keliling bola tidak boleh kurang dari 62 cm dan tidak boleh lebih dari 64 cm.
  • Berat tidak kurang dari 400 gram dan tidak lebih dari 440 gram pada permulaan pertandingan.
  • Tekanan bola sama dengan 0,4 sampai 0,6 atmosfer (400 – 600 g/cm3) pada permukaan laut.
  • Saat bola pertama kali dipantulkan oleh wasit dari ketinggian 2 meter, tinggi pantulan tidak boleh kurang dari 50 cm dan tidak boleh lebih dari 65 cm pada pantulan pertama.
  • Dalam pertandingan kompetisi FIFA atau di bawah pengawasan konfederasi, bola baru boleh dipakai jika sudah terdapat logo resmi FIFA APRROVED, atau FIFA INSPECTED, dan INTERNATIONAL MATCH BALL STANDAR. Ini berarti bola sudah diuji dan sesuai dengan persyaratan FIFA.
  • Asosiasi nasional boleh memaksa menggunakan bola dari salah saru rancangan dalam kompetisinya sendiri.Dalam pertandingan di bawah pengawasan FIFA, konfederasi, atau asosiasi nasional, tidak diperbolehkan bentuk iklan komersial apa pun di bola. Hanya plakat kompetisi, penyelanggara kompetisi dan merek dagang pabrik pembuatnya yang boleh dipasang. (*)
Lapangan futsal
Lapangan
Lapangan berbentuk persegi panjang dengan ukuran:
Panjang: 25-42 meter
Lebar: 15-25 meter
Untuk pertandingan internasional, dimensi lapangan minimal 38 x 18 meter.
Lapangan tidak mesti berada di dalam ruangan. Untuk permukaan lapangan, FIFA mensyaratkan harus halus, rata, dan tidak banyak menimbulkan gesekan. Bahan yang direkomendasikan adalah kayu dan material buatan lainnya. Sangat dihindari lapangan dengan permukaan beton. Rumput ataupun rumput buatan boleh saja digunakan selama itu bukanlah pertandingan internasional.
Lapangan dibagi-bagi oleh garis putih selebar 8 cm. Garis yang membatasi lebar lapangan disebut garis sisi, sedangkan garis yang berada di batas gawang dinamakan garis gawang

Gawang
Gawang harus ditempatkan pada bagian tengah di tiap-tiap garis gawang. Terdiri dari dua tiang tegak yang sama panjang dan dihubungkan pada bagian puncaknya dengan mistar mendatar. Gawang dilengkapi dengan jaring yang diikatkan ke gawang. Jaring itu terbuat dari rami, goni, atau nilon, dengan dimensi-dimensi seperti terlihat pada gambar.

Daerah pergantian pemain
Daerah pergantian pemain terletak di samping lapangan, tepat di depan tempat duduk pemain cadangan. Daerah ini berfungsi sebagai tempat keluar-masuknya pemain saat terjadi pergantian.
Aturan Permainan Futsal - Waktu Pertandingan
PERIODE pertandingan. Futsal dimainkan dalam dua babak. Setiap babak berdurasi 20 menit. Waktu itu tidak termasuk saat bola mati atau pertandingan dihentikan untuk sementara karena insiden tertentu. Waktu yang habis dapat diperpanjang jika terjadi tendangan penalti atau tendangan bebas. Di antara kedua babak, terdapat waktu istirahat maksimal 15 menit.

Time-out
Tiap-tiap tim berhak mendapatkan satu kali time-out setiap babaknya. Lamanya time-out satu menit. Time-out diajukan oleh pelatih kepada wasit jika timnya sedang menguasai bola. Jika pada paruh babak pertama tidak mengambil jatah time-out, tim tidak berhak mendapatkan dua time-out di babak kedua.

Ukuran Lapangan Futsal

Ukuran lapangan futsal standart FIFA